Total Tayangan Halaman

Jumat, 05 April 2019




Kisah Cinta Salman Al Farisi Yang Menggetarkan Hati. Sebuah Bukti Cinta Tak Harus Memiliki




Ada banyak kisah cinta dua manusia manusia yang melegenda di dunia ini, mulai dari kisah cinta roman ala Shakespeare, hingga kisah cinta Islami Ali bin Abi Thalib dengan Fatimah Az Zahra yang indah. Namun pada kesempatan kali ini, kita akan mengintip bagaimana kisah cinta Salman Al Farisi Radhiallahu'anhu yang akan menginspirasimu.
Salman Al Farisi Radhiallahu'anhu adalah seorang pemuda Persia. Salman Al Farisi tidak ada lagi mantan di Isfahan, salah satu daerah di Persia. Salman Al Farisi Radhiallahu'anhu adalah sahabat Rasulullah yang spesial. Ia terkenal dengan kecerdikannya dalam mengundang penggalian parit di sekitar kota Madinah pada saat kaum kafir Quraisy Mekah bersama pasukan sekutunya menyerbu Rasulullah dan juga kaum muslimin dalam perang Khandaq. Ada sekitar dua puluh empat ribu musuh yang kalah, karena parit yang digantikan Salman Al Farisi dan tentu saja hanya karena pertolongan Allah yang mendatangkan angin topan. Musuh agama Allah yang pulang dengan tangan hampa dan hati yang kecewa karena kalah perang. Sejak itu nama Salman Al-Farisi Radhiallahu'anhu semakin mendukung di kalangan para sahabat.
Sementara untuk kisah cintanya, Salman Al Farisi mengalami jatuh cinta kompilasi Rasulullah dan kaum muslimin hijrah menuju kota Madinah. Maka di kota inilah Salman Al Farisi Radhiallahu'anhu berniat untuk menggenapkan separuh agamanya dengan menikah. Saat itu diam-diam Salman Al Farisi menceritakan perasaan cinta kepada seorang wanita muslimah Madinah nan sholihah yang disebut kalangan Anshar. Maka dia pun memantapkan niatnya untuk melamar wanita pujaan keyakinan.
Namun, ada sesuatu yang mengganjal di hati Salman Al Farisi. Salman Al Farisi menerima, karena dia adalah penduduk baru dan jelas tidak tahu bagaimana adat melamar wanita di masyarakat Madinah dan bagaimana dengan tradisi Anshar saat memikirkan wanita. Demikianlah hal yang dipikirkan Salman Al Farisi, dia tak tahu tentang budaya yang diterapkan di kota yang baru ini dan jelas tak bisa sembarangan tiba-tiba datang dan datang dengan mempertimbangkan wanita tanpa persiapan matang.
Hingga akhirnya Salman Al Farisi datang sebagai sahabatnya yang merupakan penduduk asli Madinah, yaitu Abu Darda. Ia meminta bantuan dari sahabatnya, Abu Darda untuk menemaninya saat mengkhitbah wanita impiannya. Setelah mendengar cerita sahabatnya tersebut, Abu Darda pun begitu girang. Ia pun memeluk Salman Al Farisi dan membantunya dan juga mendukung sahabatnya itu. Abu Darda. Dan inilah peluang Abu Darda untuk membantu saudara seimannya.
Setelah pertemanan yang indah itu menolong Salman Alfarisi, maka beberapa hari kemudian ia menyiapkan segala sesuatunya, Salman Al Farisi pun datangi rumah sang gadis dengan ditemani sahabatnya itu. Selamat menikmati begitu senang selama perjalanan. Setiba di rumah wanita sholihah ini, pasangan pun diterima dengan baik oleh sang tuan rumah, yang tak lain adalah orang tua wanita Anshar yang dicintai oleh Salman Al Farisi.
Abu Darda memperkenalkan Salman Al Farisi, ia pun membahas tentang Salman Al Farisi yang berasal dari Persia dan kini telah berhijrah ke Madinah. Abu Darda juga membahas tentang kedekatan Salman Al Farisi yang tak lain adalah sahabat Rasulullah. Dan terakhir adalah maksudnya untuk mewakili sahabatnya itu untuk melamar.
Mendengar itu semua, maka si tuan rumah sangat terhormat. Ia senang akan menyambut dua orang sahabat Rasulullah. Ditambah lagi karena salah satu lagi berkebuatan melamar putrinya. Namun hal itu tidak membuat sang ayah langsung menerimanya. Karena suka berbicara tentang Rasulullah, sang ayah harus bertanya tentang pendapat putrinya tentang lamaran tersebut. Karena itu adalah hak dari putrinya.
Sang ayah pun lalu memberikan isyarat kepada istri dan juga putrinya yang berada dibalik hijabnya. Ternyata sang putri telah bernyanyi ayah dengan Abu Darda. Maka wanita muslimah ini juga memberikan pendapatnya tentang pria yang melamarnya. Berdebarlah jantung Salman Al Farisi saat menunggu jawaban dari balik tambatan jawaban, hanya Abu Darda pun menatap gelisah pada wajah ayah si gadis. Dan tak lama semua menjadi jelas terdengar lemah lembut keibuan sang bunda yang mewakili putrinya untuk menjawab pinangan Salman Al Farisi.
“Mohon maaf kami perlu mengucapkan selamat terang”, kalimat itu membuat Salman Al Farisi dan Abu Darda berdebar menanti jawaban. Manusiawi, karena Salman Al Farisi dan Abu Darda adalah manusia biasa juga seperti kita. Maka perasaan tegang dan gelisah pun segera menyeruak dalam diri mereka berdua.
"Namun karena kalian berdualah yang datang dan mengharap ridho Allah, aku ingin menjawab bahwa putri kami akan menjawab iya jika Abu Darda juga memiliki keinginan yang sama seperti keinginan Salman Al Farisi". Sungguh jawaban yang mengagetkan, wanita yang diidam-idamkan untuk menjadi istri Salman Al Farisi, sebaliknya memilih Abu Darda yang hanya ingin membantu pinangan sahabatnya. Takdir Allah berkehendak yang lain, cinta bertepuk sebelah tangan. Namun demikian, ketetapan Allah menjadi rahasia-Nya, yang tidak pernah diketahui oleh kebebasan kecuali oleh Allah.
Jika suka pria pada umumnya, maka hati Salman Al Farisi pasti hancur berkeping-berkeping. Ia akan merasakan kehancuran yang teramat sangat. Tapi berbeda dengan pria lain, Salman Al Farisi adalah pria sholih, taat, dan juga yang mulia dari teman-teman Rasulullah. Dengan ketegaran hati yang luar biasa ia balas menjawab, Allahu Akbar. Salman Al Farisi girang, bahkan ia menawarkan bantuan untuk pernikahannya. Tanpa perasaan hati yang sakit, ia dengan ikhlas memberikan semua harta yang ia siapkan untuk menikahi si wanita itu. Bahkan mahar dan nafkah yang telah disiapkan disiapkan untuk Abu Darda. Itu juga akan menjadi saksi pernikahan sahabatnya itu.
Betapa indahnya kebesaran hati Salman Al Farisi yang begitu faham cinta, bagi wanita yang menyetujui hak untuk memiliki. Sebelum lamaran diterima, sebelum melaksanakan ijab qabul diikrarkan, cinta tidak bisa dibatalkan hubungan dua insan. Tak hanya itu, ia juga sangat faham akan arti persahabatan sejati.

Semoga bermanfaat ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar